Selasa, 17 Desember 2019

PROMOSI KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Perhatian terhadap permasalahan kesehatan terus dilakukan terutama dalam perubahan paradigma sakit yang selama ini dianut masyarakat ke paradigma sehat. Paradigma sakit merupakan upaya untuk membuat orang sakit menjadi sehat, menekankan pada kuratif dan rehabilitatif, sedangkan paradigma sehat merupakan upaya membuat orang sehat tetap sehat, menekan pada pelayanan promotif dan preventif. Berubahnya paradigma masyarakat akan kesehatan, juga akan merubah pemeran dalam pencapaian kesehatan masyarakat, dengan tidak mengesampingkan peran pemerintah dan petugas kesehatan. Perubahan paradigma dapat menjadikan masyarakat sebagai pemeran utama dalam pencapaian derajat kesehatan. Dengan peruahan paradigma sakit menjadi paradigma sehat ini dapat membuat masyarakat menjadi mandiri dalam mengusahakan dan menjalankan upaya kesehatannya, hal ini sesuai dengan visi Indonesia sehat, yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.
Pemberdayaan masyarakat terhadap usaha kesehatan agar menadi sehat sudah sesuai dengan Undang – undang RI, Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya masyarakat. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi – tingginya. Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran serta aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Memampukan masyarakat, “dari, oleh, dan untuk” masyarakat itu sendiri.
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran atas hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Dinkes, 2008, dalam Destya, 2009). Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bermanfaat  untuk  mencegah,  menanggulangi  dan  melindungi  diri  dari ancaman penyakit serta memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien (Depkes, 2007). Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari penyakit diare, kolera, disentri, thypus dan pneumonia/infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Apabila tidak diimbangi dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), maka bisa di pastikan generasi-generasi muda akan terpapar oleh beragam penyakit, yang mungkin bisa membahayakan kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Anak-anak merupakan sasaran tepat untuk menerapkan PHBS sedari dini. Hal tersebut bisa menjadi tabungan atau bekal untuk mereka di kemudian hari, untuk meneruskan PHBS sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang mampu untuk membentengi diri mereka dari serangan berbagai penyakit.
Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan perlu mendapatkan perhatian mengingat usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit serta munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), misalnya diare, kecacingan dan anemia. Dampak lainnya dari kurang dilaksanakan PHBS diantaranya yaitu suasana belajar yang tidak mendukung karena lingkungan sekolah yang kotor, menurunnya semangat dan prestasi belajar dan mengajar di sekolah, menurunkan citra sekolah di masyarakat umum.
Berdasarkan  data  WHO  (2007)  menyebutkan  bahwa  setiap  tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-60% (Depkes, 2005), anemia pada anak sekolah 23,2% (YKB, 2007) dan masalah karies dan periodontal 74,4% (SKRT, 2001). Munculnya sebagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Selain program penyuluhan PHBS akan dilakukan Kegiatan fisik misalnya Jalan sehat, merupakan kegiatan olahraga yang murah dan terjangkau tetapi sangat besar manfaatnya karena dengan jalan sehat dan berolahraga badan akan terasa sehat dan jauh dari penyakit. Selain itu dengan adanya kegiatan jalan sehat ini berarti telah berusaha untuk mengajak agar peserta didik senantiasa mempunyai pola hidup sehat yaitu dengan cara berolahraga dan Meningkatkan PHBS. Kegiatan jalan sehat ini juga bertujuan mengajak peserta didik untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar dengan mengambil sampah yang di buang sembarangan di jalanan.
B.      IDENTIFIKASI MASALAH
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran atas hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari penyakit diare, kolera, disentri, thypus dan pneumonia/infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Apabila tidak diimbangi dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), maka bisa di pastikan generasi-generasi muda akan terpapar oleh beragam penyakit, yang mungkin bisa membahayakan kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Anak-anak merupakan sasaran tepat untuk menerapkan PHBS sedari dini. Hal tersebut bisa menjadi tabungan” atau bekal untuk mereka di kemudian hari, untuk meneruskan PHBS sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang  mampu  untuk  membentengi  diri  mereka  dari  serangan  berbagai penyakit. Berdasarkan survey yang dilakukan dengan melihat keadaan lingkungan sekitar Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Insani, perlu di lakukan nya penyuluhan tentang PHBS dan Kegiatan Jalan Sehat di sekolah tersebut.
C.      BATASAN MASALAH
Mengingat banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya  berperilaku hidup bersih dan sehat maka peneliti hanya membatasi pada factor ekonomi tentang cara berperilaku hidup bersih dan sehat bagi peserta didik di Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Insani.
D.      TUJUAN
·       Tujuan Umum
Meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap peserta didik agar terwujud perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah yang optimal.
·       Tujuan Khusus
ü  Meningkatkan derajat kesehatan jasmani dan rohani.
ü  Meningkatkan kebersihan lingkungan di sekitar sekolah
ü  Memberikan pelayanan kepada peserta didik dalam bidang kesehatan.
E.      MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan Proposal Kegiatan ini diharapkan :
1.   Membantu peserta didik berperilaku hidup bersih dan sehat
2.   Membantu peserta didik untuk membiasakan membuang sampah pada tempatnya
3.   Membantu agar lebih menjaga dan mencintai lingkungan sekitar.

BAB II
PROGRAM KEGIATAN
1.     Rangkaian kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan setiap hari sabtu, yaitu :
·       Kegiatan jalan sehat
·       Pengambilan sampah yang di buang sembarangan di sepanjang jalan selama kegiatan jalan sehat berlangsung
·       Melakukan penyuluhan PHBS
2.     Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan “Pemberdayaan masyarakat melakukan penyuluhan PHBS dan kegiatan jalan sehat” akan dilaksanakan di lingkungan sekitar sekolah.  Pada tanggal 12 Oktober 2019 pukul 08.00- selesai.
3.     Sumber Dana
Adapun sumber dana yang diharapkan didapat dari :
a.      Sumbangan dari anggota pelaksana kegiatan
b.     Sumbangan dari HMJ Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang
4.     Rencana Anggaran
PEMASUKAN
1. Kas

Rp.   1.500.000,-
Total Pemasukan
Rp.   1.500.000,-
PENGELUARAN
1.     Kesekretariatan
a.      Proposal
b.     LPJ
c.      Surat-menyurat


Rp. 50.000,-
Rp  50.000,-
Rp  50.000,-
Total
Rp. 150.000,-
2.     Konsumsi
  1. Snack 200 x Rp. 2.000
b.     Snack Panitia 7 x Rp. 5.000


Rp. 400.000,-
Rp.   35.000,-
Total
Rp 435.000,-
3.     Door prize
a.      Hadiah evaluasi pnyuluhan


   Rp. 200.000,-
Total
   Rp. 200.000,-
4.     Plublikasi
a.      Poster x 2


Rp. 150.000,-
Total
Rp. 150.000,-
5.     Dana tak terduga

Rp. .565.000,-
Total
Rp. 565.000,-
Total  Pengeluaran
Rp. 1.500.000,-

5.     Susunan Kepanitiaan
·       Penanggung Jawab        : Hermien Nugraheni, SKM, M.Kes
·       Ketua                             : Cahaya Mutiara Kencana
·       Wakil Ketua                  : Widia
·       Sekertaris                      : Johan
·       Bendaraha                      : Ala
·       Bag. Perlengkapan        : Bagus dan Johan
·       Bag. Konsumsi              : Ala dan Pasti
·       Bag. Acara                     : Cahaya dan Widia
·       Bag. Dokumentasi         : Mega
6.     Susunan Acara
Waktu
Acara
Penanggung Jawab
Keterangan
07.00-07.30
Persiapan acara oleh Panitia
Sie Acara
Tempat pelaksanaan
07.30-08.00
Pembukaan
Sie Acara
Tempat pelaksanaan
08.00-09.30
Jalan Sehat
Sie Acara
Tempat pelaksanaan
09.30-10.00
Istirahat
Sie Acara
Tempat pelaksanaan
10.30-10.00
Penyuluhan PHBS
Sie Acara
Tempat pelaksanaan
10.00-10.20
Door Prize
Sie Acara
Tempat pelaksanaan
11.00
Penutupan



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dukungan dalam bentuk sarana prasarana, fasilitas, finansial ataupun dukungan moril dan doa. Seberapapun besarnya akan sangat berarti bagi kami. Demikian kiranya yang dapat kami sampaikan. Mudah-mudahan semua yang di rencanakan dapat berjalan dengan lancar. Dan tetap berada dalam lindungan dan ridho Allah SWT.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar