Selasa, 12 November 2019

PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Baik secara jasmani maupun rohani. Tidak terkecuali anak usia dini, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum.
Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang penting dalam pembangunan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi. Usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia berkualitas dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut adalah Perilaku. Perilaku yang dapat mempengaruhi perkembangan karies adalah tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Perilaku sangat dipengaruhi oleh pengetahuan. Perilaku yang didasari pengetahuan yang benar akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan gigi yang benar akan sangat berpengaruh terhadap kejadian karies.
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan dengan berbagai sasaran lebih ditekankan pada kelompok rentan anak sekolah. Disamping itu, jumlah populasi anak sekolah umur 6-12 tahun mencapai 40%-50% dari komunitas umum, sehingga upaya penyuluhan kesehatan pada sasaran anak sekolah merupakan prioritas pertama dan utama. (Notoatmodjo, 2005).
Pendidikan cara menyikat gigi bagi anak-anak sebaiknya menggunakan model dan dengan teknik sesederhana mungkin; disampaikan dengan cara menarik dan atraktif tanpa mengurangi isi, misalnya demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui sikat gigi massal yang terkontrol.
Ada beberapa macam media penyuluhan yang dapat di gunakan. Salah satunya adalah media audiovisual.  Media Audio Visual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
Salah satu contoh media audiovisual yang dapat digunakan untuk penyuluhan adalah video MOGIGU yang dapat di akses atau dilihat di youtube. Video tersebut beisi tentang waktu dan cara menggosok gigi yang baik dan benar.
B.  TUJUAN
1.     Tujuan Umum
Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang waktu dan cara menggosok gigi yang baik dan benar melalui video MOGIGU
2.     Tujuan Khusus
a.      Untuk mengetahui pendapat anak setelah menonton video MOGIGU
b.     Untuk mengetahui perilaku anak dengan melakukan kegiatan menggosok gigi sesuai intruksi di dalam video MOGIGU
c.      Untuk mengetahui hasil yang di dapat setelah melakukan kegiatan menggosok gigi sesuai intruksi di dalam video MOGIGU berdasarkan teori rogers


BAB II
PEMBAHASAN
A.      PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI
Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang timbul oleh karena adanya kebutuhan kesehatan sehingga menimbulkan aktivitas-aktivitas perseorangan atau masyarakat dengan tujuan untuk menghasilkan kesehatan yang baik.
Proses pendidikan bergantung pada partisipasi sasaran, dan diharapkan terjadi komunikasi yang bersifat dua arah. Keuntungan dari komunikasi yang bersifat dua arah di dalam pendidikan yaitu dapat memberikan suatu informasi baru yang lebih bagi sasaran. Hasil akhir yang diharapkan melalui proses pendidikan yaitu sasaran mempunyai kemampuan dan keterampilan secara mandiri meningkatkan taraf hidup lahir bathin, dan meningkatkan perannya sebagai pribadi, anggota keluarga, dan makhluk Tuhan.
Pendidikan kesehatan gigi pada anak yaitu suatu usaha yang secara emosional akan menghilangkan rasa takut, menumbuhkan rasa ingin tahu, mau mengamati, dan akhirnya secara fisik akan melakukan aktivitas sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan pribadi. Maksud dan tujuan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak pada hakekatnya adalah memperkenalkan anak dengan dunia kesehatan gigi serta segala persoalan mengenai gigi, sehingga mampu memelihara kesehatan gigi, melatih anggota badan anak sehingga mereka dapat membersihkan gigi sesuai dengan kemampuannya, dan mendapatkan kerjasama yang baik dari anak bila memerlukan perawatan pada giginya.
Pendidikan cara menyikat gigi bagi anak-anak sebaiknya menggunakan model dan dengan teknik sesederhana mungkin; disampaikan dengan cara menarik dan atraktif tanpa mengurangi isi, misalnya demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui sikat gigi massal yang terkontrol.
B.  MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI
Media Audio Visual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
Media audiovisual yang digunakan dalam pendidikan kesehatan gigi ini adalah video MOGIGU yang dapat di akses atau dilihat di youtube. Video tersebut beisi tentang waktu dan cara menggosok gigi yang baik dan benar. Berdasarkan isi dari video tersebut, lamanya menggosok gigi dilakukan selama 2 menit dan waktu yang tepat untuk menggosok gigi adalah:
1.     Setelah sarapan pagi
2.     Sebelum tidur malam
Sedangkan cara menggosok gigi yang baik dan benar adalah:
1.     Beri pasta gigi pada sikat gigi secukupnya.
2.     Sikat seluruh permukaan gigi yang menghadap ke pipi dengan gerakan memutar dari gigi bagian belakang sampai gigi bagian depan, di mulai dari permukaan gigi rahang atas sebelah kanan, permukaan gigi rahang atas sebelah gigi, permukaan gigi rahang bawah sebelah kanan, dan permukaan gigi rahang bawah sebelah kiri.
3.     Sikat seluruh permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit dengan gerakan memutar, di mulai dari permukaan gigi rahang atas sebelah kanan, permukaan gigi rahang atas sebelah kiri, permukaan gigi rahang bawah sebelah kanan, dan permukaan gigi rahang bawah sebelah kiri.
4.     Sikat permukaan gigi bagian depan yang menghadap ke langit-langit menggunakan ujung sikat gigi dengan cara ditarik dari dalam keluar, di mulai dari permukaan gigi rahang atas bagian depan dan permukaan gigi rahang bawah bagian depan.
5.     Sikat seluruh permukaan pengunyahan gigi dengan gerakan maju mundur dimulai dari permukaan gigi rahang atas sebelah kanan, permukaan gigi rahang atas sebelah kiri, permukaan gigi rahang bawah sebelah kanan, dan permukaan gigi rahang bawah sebelah kiri.
6.     Kemudian terakhir, lidahnya digosok supaya bersih gerakannya maju mundur dari belakang sampai bagian depan lidah. Setelah itu, kumur sampai bersih dengan air bersih.
C.  ANALISA PERUBAHAN PERILAKU ANAK
Usia anak merupakan masa untuk meniru segala sesuatu yang dilihatnya, baik tingkah laku orang dewasa maupun sebaya. Anak belum dapat membedakan mana yang baik dan tidak, penjelasan mengenai segala sesuatu yang dilarang maupun yang diperbolehkan harus disertai dengan penjelasan-penjelasan yang mudah dimengerti. Anak akan menyukai hal-hal yang sering dilihatnya sehari-hari, oleh karena itu pemberian contoh hendaknya dilakukan dengan mencari dari kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kegiatan pendidikan kesehatan gigi melalui media audiovisual (video MOGIGU) yang dilakukan pada anak bernama Dimas Adi Nugroho, Usia 9 tahun. Di dapatkan hasil yaitu anak memperoleh informasi baru mengenai cara menggosok gigi dan anak berantusias untuk melakukan kegiatan menggosok gigi sesuai waktu dan instruksi yang ada di dalam video.
Proses perubahan perilaku berjalan melalui empat tahap yaitu fungsi kesatu atau fungsi pengetahuan adalah setelah menonton video tersebut, anak mendapatkan informasi baru tentang waktu dan cara menyikat gigi yang baik dan benar. Fungsi yang kedua yaitu fungsi keyakinan artinya anak mau untuk mengikuti instruksi cara menggosok gigi yang baik dan benar setelah menonton video tersebut. Fungsi ketiga yaitu fungsi penentuan yang berarti anak melakukan tindakan menggosok gigi sesuai waktu dan insruksi yang ada di dalam video tersebut. Fungsi yang terakhir adalah fungsi persetujuan, anak mau dan mampu melakukan tindakan menggosok gigi selama 7 hari berturut-turut sesuai dengan waktu menggosok gigi dan cara menggosok gigi yang baik dan benar berdasarkan video tersebut. Anak juga mau dan mampu untuk melakukan kegiatan menggosok gigi selama ±2 menit pada waktu pagi (setelah sarapan) dan waktu malam (sebelum tidur). Sehingga, perubahan perilaku pada anak akan terjadi jika pendidikan kesehatan gigi dilakukan secara berulang-ulang dan menarik.
D.      CHECKLIST MENGGOSOK GIGI

NAMA            : Dimas Adi Nugroho
UMUR            : 9 Tahun

DEFINISI :
Membersihkan gigi dari kotoran/sisa makanan dengan menggunakan sikat gigi.
TUJUAN  :
1.     Supaya mulut dan gigi tetap sehat, bersih, dan tidak berbau
2.     Mencegah terjadinya infeksi pada gigi
3.     Memberikan perasaan segar pada klien
4.     Melaksanakan kebersihan perorangan sebagai salah satu usaha penyuluhan kesehatan gigi
5.     Meningkatkan daya tahan tubuh




HARI
KEGIATAN
WAKTU (±2 menit)
PAGI (SETELAH SARAPAN)
MALAM (SEBELUM TIDUR)
Jumat, 27 September 2019
Menggosok Gigi

Sabtu, 28 September 2019
Menggosok Gigi
Minggu, 29 September 2019
Menggosok Gigi
Senin, 30 September 2019
Menggosok Gigi
Selasa, 01 Oktober 2019
Menggosok Gigi
Rabu, 02 Oktober 2019
Menggosok Gigi
Kamis, 27 Oktober 2019
Menggosok Gigi



Aspek
Jenis kegiatan
Kognitif
Dengan memutarkan video MOGIGU tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar 
Psikomotorik
Anak melakukan simulasi cara menggosok gigi.
Bahasa
Menggunakan kalimat sederhana dengan menyebutkan secara berulang.

Teori Perubahan Perilaku Menurut Rogers:
Rogers menyatakan bahwa perubahan perilaku seseorang terjadi 5 tahap :
1.   Kesadaran (Awareness)
Anak diputarkan video MOGIGU tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar.
2.   Ketertarikan (Interest)
Setelah anak melihat video tersebut, anak mulai tertarik untuk melakukan kegiatan menggosok gigi sesuai intruksi di dalam video tersebut.
3.   Evaluasi (Evaluation)
Anak akan berpikir apakah setelah menonton video tersebut baik atau tidak untuk dirinya.
4.   Mencoba (Trial)
Kalau anak itu menganggap itu baik bagi dirinya dia akan mulai mencoba dengan melakukan tindakan menggosok gigi sesuai intruksi di dalam video tersebut.  
5.   Adopsi (Adoption)
Setelah dia mencoba, anak tersebut mulai menerima dan menjadikannya perilaku baru sehingga mulai menerapkan cara menggosok gigi yang baik dan benar setiap hari.


BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada anak usia sekolah harus diberikan secara berulang-ulang dan menarik. Media yang di gunakan dalam menyampaikan pendidikan kesehatan gigi juga menjadi perhatian penting dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Media informasi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah media audiovisual yaitu pemutaran video MOGIGU. Video ini berisi tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar dengan cara mengajak anak untuk bernyanyi dengan bahasa yang menarik dan mudah di pahami anak-anak.
Berdasarkan kegiatan dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan pada anak bernama Dimas Adi Nugroho, Usia 9 Tahun. Di dapatkan hasil yaitu anak mendapatkan informasi baru dan mengetahui waktu yang benar untuk menggosok gigi dan cara menggosok gigi yang baik dan benar. Serta anak mau dan mampu melakukan kegiatan menggosok gigi sesuai watu dan intruksi yang ada di dalam video tersebut selama 7 hari berturut-turut. Sehingga tujuan dari upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut melalui pendidikan kesehatan gigi ini dapat tercapai.
B.      SARAN
Diperlukan kerjasama dengan orangtua anak agar perubahan perilaku anak dapat terjadi dengan optimal. Sehingga upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut pada anak usai sekolah dapat tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar